MENGIRI PADA TUKANG BECAK


Suatu ketika ada seorang petani dan istrinya bergandengan tangan menyusuri jalan sepulang dari sawah sambil diguyur air hujan. Lewatlah sebuah motor di depan mereka. Berkatalah petani ini pada istrinya: " Lihatlah Bu, betapa bahagianya suami istri yang naik motor itu, meskipun mereka juga kehujanan, tapi mereka bisa cepatsampai di rumah. Tidak seperti kita yang harus lelah berjalan untuk sampai ke rumah."
       Sementara itu, pengendara sepeda motor dan istrinya yang sedang berboncengan di bawah derasnya air hujan, melihat sebuah mobil pick up lewat di depan mereka. Pengendara motor itu berkata kepada istrinya: " Lihat bu, betapa bahagianya orang yang naik mobil itu. Mereka tidak perlu kehujanan seperti kita."
       Di dalam mobil pick up yang dikendarai sepasang suami istri, terjadi perbincangan, ketika sebuah mobilsedan Mercy lewat di hadapan mereka: " Lihatlah bu, betapa bahagia orang yang naik mobil bagus itu. Mobil itu pasti nyaman dikendarai, tidak seperti mobil kita yang sering mogok."
       Pengendara mobil Mercy itu seorang pria kaya, dan ketika dia melihat sepasang suami istri yang berjalan bergandengan tangan di bawah guyuran air hujan, pria kaya itu berkata dalam hatinya: " Betapa bahagianya suami istri itu. Mereka dengan mesranya berjalan bergandengan tangan sambil menyusuri indahnya jalan di pedesaan ini. Sementara aku dan istriku tidak pernah punya waktu untuk berdua karena kesibukan kami masing masing."
      Penulis sendiri sering meng  "iri" pada tukang becak yang mampu mengayuh becaknya tanpa terlihat kepayahan meskipun umurnya lebih tua, sedangkan saya tak  yakin mampu mengayuh sampai 1000 m saja dengan membawa beban 1 penumpang
.  Apalagi kalau memandang wajahnya yang teduh tanpa beban   seusai sholat di masjid  dimana saya baru berhenti untuk melaksanakan sholat .  Tukang becak yang saya temui disuatu masjid tersebut jauh lebih sehat dibandingkan saya yang terkena hawa dingin saja sudah bermasalah.  Padahal kalau dipikir dari penghasilan mereka jauh dari cukup, tapi subchanallah..mereka diberi kesehatan yang prima dan ketenangan jiwa yang belum tentu saya miliki.  Kadang masih muncul pikiran " takut miskin", .   Kalau dipikir lebih jauh kebahagiaan tak akan pernah kita miliki jika kita hanya melihat kebahagiaan milik orang lain, dan selalu membandingkan Hidup kita dengan hidup orang lain.
      Oleh karena itu, mari kita Coba untuk memiliki rasa bersyukur, mengapa kita mesti memiliki rasa bersyukur ? karena rasa bersyukur akan membantu  kita menyingkirkan duri-duri negatif dalam kehidupan kita. Biarkan orang lain mengangap ketidak realitisan kita atas sikap bersyukur yang kita perlihatkan. Yang jelas dengan bersyukur kita dapat lebih menerima sebuah realita.
      Sadarilah dalam diri rasa bersyukur tentunya akan membantu dan mendorong kita untuk berjalan lebih dan memacu semangat lebih menggebu untuk mencapai tujuan yang ingin kita capai.
Tak salah bila rasa bersyukur dapat meringankan ayunan kedua belah kaki dalam menapaki setiap derap langkah Kehidupan.
Cobalah kita bandingkan disaat rasa syukur semakin sering kita rasakan, akan semakin banyak kita menerima.... bukan!
    Sebaliknya, beban yang kita pikul semakin berat bila kita mengingkari dari rasa bersyukur. Tak heran bila kita lihat banyak orang yang masih terpaku dengan kegagalan yang dialaminya. Tiada keberhasilan yang mudah diperoleh dengan berkeluh kesah saja, ! Mengapa kita tak genggam erat rasa bersyukur yang mampu membukakan setiap pintu pikiran bersemayam dng pikiran-pikiran positif.

1 komentar:

cikar90 mengatakan...

makasih untuk (Like'nya) :p

sering2 mampir lagi y???

Posting Komentar